Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Berdarah

Puisi Berdarah. Puisi modern biasa disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh rima, jumlah baris dan lain sebagainya. Sebuah pena yang patah selembar puisi yang terkulai lemah tak berdaya.

SUARA MAMBRUK PUISI TRAGEDI PANIAI BERDARAH
SUARA MAMBRUK PUISI TRAGEDI PANIAI BERDARAH from suaramambrukk.blogspot.com

Garuda geram, petuahnya punah dan berceceran. Terbakar di sepenjuru kota yang tak berasa. Agar segera kembali bisa berjumpa dalam suatu masa.

Ini Merupakan Contoh Kebrutalan Dan Kekejaman Viking.


Nostalgia di bawah bulan purnama disaksikan indahnya seribu bintang bercahaya gulita pun serasa terang bagaikan diterangi lentera Peneliti ungkap kebenaran ritual sadis elang darah bangsa viking. Garuda geram, petuahnya punah dan berceceran.

Memaknai Luka Di Teras Rumah.


Kidung puisi arya dwi pangga (pangeran kegelapan) ™ . Tiga puluh september penuh tragedi. Chairil lahir dan dibesarkan di medan, sebelum pindah ke batavia (sekarang jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, dimana ia mulai menggeluti dunia sastra.

Namun, Tuan Pemakan Kertas Menganggap Sebatas Tontonan Usang.


9 puisi cinta pendek menyentuh hati. Kita kurang pendidikan resmi di dalam hal keadila. Kan ku buat dunia berwarna merah.

Beliau Sosok Penyair Angkatan 45 Bersama Asrul Sani Dan Rivai Apin.


Membaca puisi bertajuk kertas berdarah milik rosiana melinda yang diterbitkan himpunan mahasiswa bahasa dan sastra indonesia universitas pasundan di media sosialnya 6 mei 2021 lalu, memberikan sebuah kesan kalau sekelumit paparan di atas adalah salah satu yang tak boleh ditanggalkan dari pikiran sewaktu meramu puisi. Sementara bara masih setia membelai tembakau yang kian tiada. Mungkin saja ini perihal waktu dan restu.

Setiap Hari, Pemakan Kertas Tidur Di Kasur Empuk.


Karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa. Kan ku pecahkan wajah rembulan, pecah terbelah. Mungkin masih bisa aku membalutnya.

Posting Komentar untuk "Puisi Berdarah"